Entrasol, berkolaborasi dengan Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) menggelar puncak Hari Osteoporosis Nasional (HON) 2022 pada tanggal 23 Oktober 2022 di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.
Acara Entrasol mengakat tema “Indonesia Bergerak: Tulang Kuat, Jantung Sehat” dan digelar serentak hingga November di 5 kota (Jakarta, Sukabumi, Banten, Sidoarjo, dan Palembang), 12 provinsi, dan 47 kabupaten.
Tujuan gerakan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai pentingnya sinergi kesehatan antara otot, tulang, dan jantung. Lebih jauh, Entrasol mengajak ribuan peserta melakukan gerakan 30 Minutes Every day serta pemeriksaan kepadatan tulang dan massa otot secara cuma-cuma guna mendeteksi dini risiko osteoporosis. Dalam event ini berhasil memecahkan rekor MURI sebagai “Pemeriksaan Kepadatan Tulang dan Massa Otot Kepada Warga Indonesia Terbanyak”.
Christofer Samuel Lesmana, Group Business Unit Head Adult Nutrition KALBE Nutritionals berharap lewat peringatan HON kesadaran masyarakat terhadap risiko osteoporosis di Indonesia meningkat.
“Pencegahan dan edukasi merupakan dua hal yang penting dilakukan berbagai kalangan, terutama Entrasol yang hari ini berkolaborasi dengan Perwatusi memperingati HON dengan menggelar kampanye kreatif yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan osteoporosis. Dengan tujuan untuk bersama-sama menyehatkan bangsa, kami berharap kegiatan ini menginspirasi dan menggerakan masyarakat Indonesia dalam menjaga kesehatannya. Sehingga di masa depan kita bisa mengharapkan Indonesia yang sehat, aktif, dan produktif melalui aktivitas fisik dan nutrisi tepat setiap hari bersama Entrasol guna mencegah terjadinya osteoporosis sejak dini,” ungkap Christofer
Anita A. Hutagalung, Ketua Umum Perwatusi menjelaskan momentum HON penting agar masyarakat Indonesia selalu bergerak untuk menjaga kepadatan tulang. “Di Indonesia, kurangnya pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik, nutrisi, dan pola makan dengan gizi seimbang diyakini sebagai penyebab meningkatnya jumlah pasien osteoporosis. Bahkan, menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, 2 dari 5 penduduk Indonesia diperkirakan berisiko osteoporosis. Oleh karenanya Perwatusi bersama-sama dengan Entrasol berkomitmen untuk mengurangi angka kejadian osteoporosis dan berinisiatif melakukan kegiatan ini agar setiap masyarakat Indonesia menyadari risiko osteoporosis sehingga tahu bagaimana dapat mencegahnya,” ungkap Anita
Entrasol terus berinovasi untuk menghadirkan produk dengan nutrisi lengkap yang menjaga kesehatan sinergi antara tulang, otot dan jantung yaitu Entrasol Gold, nutrisi tinggi kalsium dengan ekstrak buah zaitun dan Pro-Fit Formula dan juga kaya vitamin D untuk mendorong pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang, serta dilengkapi kandungan tinggi serat, omega 3 dan 6, tanpa penambahan gula. Buah zaitun sendiri dikenal karena kandungan antioksidan dan anti inflamasi alami yang mampu menangkal radikal bebas, mendukung kesehatan tulang, membantu mencegah osteoporosis, dan membantu menjaga kesehatan kardiovaskuler yang baik.
Osteoporosis terjadi ketika proses pengikisan tulang dan pembentukan tulang menjadi tidak seimbang. Sel-sel yang menyebabkan pengikisan tulang (osteoklas) mulai membuat kanal dan lubang dalam tulang lebih cepat daripada kerja sel-sel pemicu pembentukan tulang (osteoblas) yang membuat tulang baru untuk mengisi lubang tersebut, sehingga tulang mengalami penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Prof. DR. dr. Ichramsjah A. Rachman, Sp.OG (K) selaku Ketua Dewan Pengawas Perwatusi mengatakan bahwa pengeroposan tulang terjadi pelan sekali selama bertahun-tahun. Selama proses itu, tidak timbul keluhan dan kelainan bentuk, tetapi tulang itu tiba-tiba saja retak atau patah. “Jika memang selamat dari patah, pada saat usia lanjut, jadi sering merasa ngilu di seluruh tulangnya. Begitu diperiksa, baru diketahui bahwa tulangnya keropos. Osteoporosis bisa menyebabkan dampak yang serius, karena berpotensi memberikan beban signifikan pada kualitas hidup yang membuat aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian, berbelanja, atau mengemudi menjadi sulit,” papar Prof. Ichramsjah.
Seiring bertambahnya usia, penurunan kepadatan massa tulang pasti terjadi. Prof. Ichramsiah juga mengatakan bahwa puncak kepadatan massa tulang berada di usia 20-an. Adapun setelah memasuki usia 30-an ke atas, kepadatan massa tulang akan menurun. Oleh karena itu, upaya pencegahan sebaiknya sudah dimulai ketika memasuki usia 30-an (kim)