BEAZT Id merupakan produsen sepatu lokal asal kota Depok – Indonesia yang berfokus pada pembuatan sepatu vulcanize yang dibuat di dalam negri.
Sejak berdiri pada 2018 lalu, BEAZT. Id telah banyak berkolaborasi dengan berbagai pelaku industri musik tanah air dan secara aktif terus mendukung perkembangan berbagai komunitas di Indonesia.
BEAZT melihat stasiun MRT Dukuh Atas menjadi sorotan publik karena fenomena Citayam Fashion Week, ramainya para remaja yang datang dari daerah penyangga ibu kota seperti seperti Depok, Citayam, Bojonggede, Bogor serta dari area Jakarta seperti Ancol, Tanjung Priok, dan Cakung.
BEAZT melihat para remaja ini datang dengan referensi fashion tersendiri gaya mereka merepresentasikan kelompok pinggiran yang mampu bergaya tanpa menghabiskan banyak biaya.
Ditambah lagi, pakaian yang dikenakan pun banyak berasal dari merek lokal.
Melihat para remaja yang telah “melek” fashion ini menjadi momen yang pas untuk lebih mengenalkan kembali produk fashion lokal khususnya sepatu.
Melihat langsung bagaimana mereka kreatif berekspresi dengan memadupadankan pakaian dari kepala hingga ke alas kaki, namun telihat beberapa dari para remaja ini masih terlihat menggunakan produk palsu atau biasa di sebut “KW”
“Hal ini menjadi inspirasi BEAZT untuk memulai sebuah kampanye sederhana untuk mengedukasi serta mengenalkan lebih jauh tentang produk lokal untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang produk lokal yang original untuk mendukung kreatifitas fashion mereka,” ujar Isser Whitey James, sneakerhead asal Jakarta yang dikenal dengan kampanye 1000 sepatu alas tempuhnya.
BEAZT mengedukasi para remaja di sekitaran Stasiun MRT Sudirman Dukuh Atas dengan menanyakan mereka terlebih dahulu alasan kenapa menggunakan produk “KW” setelahnya Isser menjelaskan serta mengedukasi tentang produk lokal yang bisa menjadi alternatif mereka untuk tetap berekspresi tidak hanya itu.
“Kami menukarkan sepatu “KW” mereka dengan sepatu BEAZT baru yang sudah kami siapkan untuk mengganti sepatu lama mereka sehingga para remaja ini dapat merasakan langsung kualitas dari brand lokal,” kata Isser
Setelah banyak berbincang dengan para remaja, Isser menyimpulkan bahwa kemampuan daya beli serta pengetahuan yang minim tentang produk lokal masih menjadi Issue utama kenapa mereka menggunakan produk non original.
“Dari sini perjalanan untuk terus mengenalkan produk lokal kepada semua lapisan masyarakat masih menjadi tantangan bagi industri produk lokal dan bagi kami khususnya untuk terus berinovasi serta membuat produk lokal untuk bisa di kenal dan bangga digunakan oleh seluruh masyarakat,” pungkas Iseer