Kartu Prakerja, sebuah program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, produktivitas dan daya saing telah berdampak positif bagi masyarakat. Program yang dilatarbelakangi oleh kurangnya jumlah penyerapan angkatan kerja pada lulusan perguruan tinggi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara ketersediaan kompetensi yang ada dengan kebutuhan industri.
Meningkatnya keterampilan para penerima Kartu Prakerja merupakan sebuah prestasi yang harus dibanggakan di mata dunia. Berbagai pujian dari petinggi dunia pada acara Presidensi G20 dengan tema Recover Together, Recover Stronger berhasil diwujudkan oleh Komite Cipta Kerja.
Seperti yang diungkapkan Menteri Perekonomian Airlangga pada forum B20, kesuksesan program Kartu Prakerja ini dapat meningkatkan literasi digital, serta secara bersamaan mampu meningkatkan inklusi keuangan.
“Untuk beradaptasi dengan dunia kerja masa depan dan menciptakan peluang baru bagi mereka yang terkena dampak disrupsi teknologi dan pandemi, kami telah mengembangkan sistem pendidikan vokasi online melalui Kartu Prakerja”, jelas Menko Airlangga (16/11).
Dampak nyata program ini juga telah dirasakan Yoga Nur Fauzi (24), salah seorang alumni Kartu Prakerja asal Musi Rawas, Sumatera Selatan yang kini mampu memiliki penghasilan dari pembuatan konten video melalui aplikasi CapCut. Meski kini bekerja sebagai guru olahraga di SMPN Purwodadi Musi Waras, Yoga mengaku lebih produktif dan bisa menambah pendapatan setelah mengikuti program Kartu Prakerja.
“Yang jelas, setelah ikut pelatihan kemarin, mindset saya terbuka bahwa cari uang itu bisa lewat platform digital, seperti zaman sekarang. Itu yang saat ini sedang saya telusuri, apalagi setelah dapat uang dari CapCut, kalau aktif disini lumayan”, ungkap Yoga.
Setelah menyelesaikan kelas Content Creator pada lembaga pelatihan Vokraf, Yoga mengaku paham akan pentingnya menciptakan makna dari sebuah konten.
“Dulu sebelum pelatihan itu asal-asal buat aja, tapi setelah ikut pelatihan, dipikirkan juga tujuan videonya untuk apa, mau kasih pesan apa ke penontonnya”, tambahnya.
Tidak hanya menggunakan satu aplikasi, Yoga semakin tertarik pada bidang Content Creator. Hal ini ditunjukkan dengan rutinnya ia mengunggah video dibidang otomotif pada aplikasi TikTok. Menurutnya, materi kelas yang diselesaikan telah membantunya menambah kemampuan dalam meningkatkan engagement konten yang diunggahnya.
“Sekarang ini kan zaman digital, kalau nanti sudah banyak followers dan view, mudah-mudahan bisa dapat endorse. Karena saya mendalami bidang motor, siapa tahu nanti bisa dapat endorse peralatan motor, endorse brand oli. Saya juga sering lihat di TikTok, ketika kita punya banyak followers, biasanya banyak brand yang menawarkan endorse. Kita bisa dapat penghasilan dari sana”, jelas Yoga.
Dampak positif fasilitas Kartu Prakerja yang dirasakan para penerimanya tentu menjadi salah satu kemajuan bagi industri pendidikan di Indonesia. Vokraf selaku mitra Kartu Prakerja melihat inovasi pemerintah ini sebagai transformasi yang perlu diteruskan.
“Harapannya program ini akan terus berkelanjutan, karena kita baru mulai menggarap revolusi edukasi di Indonesia, kita tidak bisa berhenti sampai disini”, ujar Mahatma Waskitadi selaku Chief Product Officer Vokraf.
Mengingat keberhasilan program Kartu Prakerja yang sukses menekan angka pengangguran, Komite Cipta Kerja sepakat untuk memulai skema normal pada tahun 2023. Peningkatan anggaran hingga penyesuaian besaran bantuan yang akan diterima peserta senilai Rp4,2 juta per individu difokuskan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten pada bidangnya.