spot_img
spot_img

Tekan Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas, 2025 BKKBN dan DPR RI Gelar Sosialisasi Bangga Kencana di Bali.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.

Kasus Stunting di Indonesia jadi fokus pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKB) berupaya untuk menurunkan jumlahnya ini dengan terus menggelar kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana.

Merujuk Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021, Indonesia menargetkan angka stunting nasional turun dari 27,67% (2019) menjadi 14% pada 2024. Namun, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional masih berada di angka 19,8%. Di Bali sendiri, prevalensi stunting mencapai 8,7%, naik dari 7,2% di 2023 dan masih di atas target provinsi sebesar 6,15%.

Stunting
Penyampaian Materi Oleh ibu Tutik Kusuma Wardhani Anggota DPR Komisi 9

Untuk menekan kasus Stunting BKKBN bersama Komisi IX DPR RI menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana, Sabtu (02/08/2025) di Gedung Kampus UNHI Denpasar, Desa Adat Tambawu, Denpasar Timur.

Kegiatan Program Bangga Kencana dalam rangka menekan jumlah Stunting ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, di antaranya Tutik Kusuma Wardhani, S.E., M.M., M.Kes. (Anggota Komisi IX DPR RI), Ratna Juita Razak, SE (Plh. Direktur Bina Peran Serta Masyarakat – Kemendukbangga/BKKBN), dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S. (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali), dan Dra. I Gusti Agung Sri Wetrawati, M.Si. (Kepala DP3AP2KB Kota Denpasar).

“Melalui Program bangga kencana adalah program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana, menerapkan program bangga kencana dimana kita dapat membangun SDM yang sehat, kuat dan cerdas. Ini bukan sekadar program KB, tapi bagian integral dari pembangunan nasional”, tegas Tutik Kusuma Wardhani, S.E., M.M., M.Kes.

 Stunting
Penyampaian materi oleh Kepa la Perwakilan BKKBN Provinsi Bali

Ditambahkan oleh dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S. (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali), bahwa meski capaian indikator BKKBN Bali secara umum baik, masih ada PR besar dalam pemenuhan kebutuhan ber-KB (unmet need).

“Target 10,9% baru tercapai 10,6%. Tapi kami juga mencatat capaian positif untuk peserta KB baru yang melampaui target sebesar 107,34%”, katanya.

Dengan proyeksi penduduk Bali pada 2025 mencapai hampir 4,9 juta jiwa, urbanisasi yang terkonsentrasi di Denpasar dan Badung menjadi tantangan tersendiri. Jika tidak dikendalikan, bisa menimbulkan dampak sosial dan lingkungan serius.

 Stunting
Penyampaian materi Oleh Ibu Ratna Ratna Juita Razak (Plh. Direktur Bina Peran Serta Masyarakat -Kemendukbangga)

Ditekankan oleh Dra. I Gusti Agung Sri Wetrawati, M.Si., (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Denpasar) pentingnya edukasi bagi calon pengantin, terutama dalam memastikan status kesehatan yang optimal sebelum kehamilan. “Calon pengantin wajib melakukan pemeriksaan kesehatan minimal tiga bulan sebelum menikah untuk mencegah stunting sejak dini”, paparnya.

Sementara itu Ratna Juita Razak, SE memperkenalkan sejumlah program unggulan Kemendukbangga yang menjadi bagian dari strategi nasional menuju Indonesia Emas 2045. Program “Quick Win” tersebut meliputi :GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), SIDAYA (Lansia Berdaya), Aplikasi Keluarga Indonesia melalui SuperApp

“Semua program ini hanya bisa berhasil jika masyarakat ikut berperan aktif. Kader di lapangan, TPK, dan SuperApp adalah sarana untuk menjangkau masyarakat secara langsung”, ujar Ratna Juita Razak, SE.

Acara Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana menjadi momentum strategis untuk menguatkan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting dan pengendalian pertumbuhan penduduk. “Kita semua punya tanggung jawab bersama dalam mewujudkan keluarga berkualitas demi masa depan Indonesia”, pungkas Tutik Kusuma Wardhani, S.E., M.M., M.Kes. (EH).

GoogleNews

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img