Hers Protex mengadakan roadshow school to school ke 10 sekolah di Jakarta mengedukasi seputar kesehatan reproduksi wanita dan psikologi remaja selama masa puber agar menjalani hari #SenyamannyaKamu dan #AntiBaper.
Hers Protex Daily Comfort mengajak perempuan terutama Gen Z menjadi pribadi tidak gampang baperan, stay positive, dan juga stay happy meski dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam kehidupan.acara ini dilaksanakn di SMP Regina Pacis Jakarta Barat pada tanggal 5 april 2023.
Memasuki masa puber yang ditandai dengan menstruasi, secara biologis remaja perempuan pasti mengalami perubahan hormon yang dapat mempengaruhi mood. Meskipun memiliki faktor-faktor tersebut, tetap penting bagi remaja untuk bisa melewati masa pubertas dengan attitude yang positif dan tanpa ‘baper’, agar bisa menemukan purpose serta menjadi versi terbaik dari diri mereka. Kondisi paling challenging bagi remaja perempuan untuk bisa terus aktif dan bebas berekspresi, yaitu saat menstruasi.
“Pastinya para remaja perempuan ingin tetap nyaman, happy, positif, nggak baperan, dan menjalankan aktivitas dengan penuh percaya diri, meskipun sedang dalam kondisi menstruasi. Untuk itu, Hers Protex hadir dalam dua varian, Hers Protex Daily Comfort Day dan Hers Protex Daily Comfort Night “terang Evelyn Elrica Setiawan selaku Brand Representative Hers Protex
“Yang dirancang dengan Soft-Edges, Pin Hole Area, dan Easy open technology, Hers Protex Daily Comfort bekerja untuk mencegah bocor ke samping, depan, belakang, plus menyerap lebih cepat,” imbuhnya
Banyak mitos seputar menstruasi yang beredar di kalangan masyarakat, salah satunya tentang pemakaian pembalut yang dapat menyebabkan kanker. dr. Olivia menyatakan bahwa pemakaian pembalut tidak akan menyebabkan kanker serviks.
“Itu tidak benar sama sekali, karena kanker serviks 98% disebabkan oleh virus HPV yang ditularkan melalui seksual. Yang perlu ditekankan adalah, jika remaja putri sudah haid, artinya dia sudah bisa hamil dan sudah bisa jadi ibu, jadi harus jaga diri karena kehamilan di usia dini sudah semakin banyak,”terang Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr. Olivia Widyanti, Sp.OG
Menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr. Olivia Widyanti, Sp.OG, tiap anak memiliki masa pubertas yang berbeda-beda.
“Ada yang mendapatkan menstruasi di usia 8 tahun, ada yang 14 tahun. Biasanya kami pakai batasan di usia 16 tahun. Jika 16 belum pernah mendapatkan haid dan belum ada pertumbuhan payudara, itu harus diperiksakan ke dokter. Kemudian, jangan minder karena kita harus mencintai diri kita sendiri. Be yourself! Jangan batasi kreativitas jika masih tetap bisa beraktivitas #SenyamannyaKamu. Justru, dengan melakukan olahraga dan pola hidup sehat akan melepaskan keluhan-keluhan pada saat menstruasi,” ungkapnya
Gangguan menstruasi dipengaruhi oleh pola hidup manusia tersebut. Pola makannya, pola tidur, olahraga, aktivitas dan stress. Maka ada baiknya jika 3-5 tahun setelah mendapatkan haid pertama kalinya tapi haidnya belum teratur, lebih baik diperiksakan ke dokter, karena gangguan haid berhubungan dengan gangguan hormon yang nantinya bisa berpotensi dengan tumor di daerah payudara, daerah organ reproduksi.
“Sekarang banyak sekali yang mendapatkan breast cancer di usia muda, dan itu berhubungan dengan pola hidup. Orang menganggap enteng tentang nyeri saat menstruasi, dikira biasa, padahal sekarang endometriosis juga makin banyak, dan itu mulai banyak terjadi di usia muda,” Imbuh dr. Olivia Widyanti,
Rangkaian kampanye Hers Protex #SenyamannyaKamu #PuberAntiBaper mengedukasi ribuan remaja putri di Jakarta, serta mengajak remaja putri untuk berani menampilkan bakat yang dimilikinya dalam acara Hersquad Talent Hunt, Nantinya grup siswi terpilih dari masing-masing sekolah akan berkompetisi dengan grup lain dari sekolah di Jadetabek yang akan diselenggarakan di Hublife di bulan Mei mendatang.
“Kami berharap dapat membangun remaja perempuan di Indonesia yang aktif, menginspirasi, percaya diri, dan pastinya #AntiBaper. Ke depannya kami akan mengadakan webinar parenting juga bagi para orang tua agar dapat mendapatkan informasi dari para pakar secara menyeluruh tentang penanganan anak di usia remaja,” tutup Evelyn. (kim)