Putera Sampoerna Foundation (PSF) dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, menggelar forum diskusi bertajuk Kejar Aksi (Kreatif Mengajar, Akselerasi dan Inovasi) dengan tema “Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?”. Forum ini berlangsung di kantor Kemendikdasmen RI, (15/5/2025) sebagai mitra resmi pembangunan pendidikan nasional.
Putera Sampoerna Foundation menekankan pentingnya transformasi pendidikan sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Transformasi tersebut tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan pendekatan menyeluruh terutama dalam hal pemerataan teknologi dan pelatihan guru di era digital, termasuk di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Juliana, Head of Program Development and Guru Binar Putera Sampoerna Foundation, menjelaskan bahwa strategi transformasi dilakukan melalui tiga pilar utama. “Pertama, pengembangan kompetensi digital guru melalui platform Guru Binar. Kedua, penciptaan ekosistem pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah binaan. Ketiga, kolaborasi strategis dengan pemerintah dan swasta untuk memperluas infrastruktur digital,” jelasnya.(15/5/2025)
Namun, tantangan masih besar. Skor PISA Indonesia 2022 masih berada di peringkat ke-68 dari 81 negara, menunjukkan perlunya akselerasi dalam peningkatan mutu pendidikan, termasuk penguatan literasi digital dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).
I Kadek Darsika Aryanta, Guru Binar Ambassador, membagikan pengalamannya. “Setelah saya mengintegrasikan teknologi, termasuk AI, ke dalam pembelajaran, siswa jadi lebih antusias dan nilai mereka meningkat. Pelatihan dan dukungan dari Putera Sampoerna Foundation sangat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.” Ujar nya
Sementara itu Maulani Mega Hapsari, selaku Direktur Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikdasmen, mengapresiasi kolaborasi dengan Putera Sampoerna Foundation. “Transformasi pendidikan adalah langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045. Kami melakukan percepatan pembangunan sekolah, termasuk kurikulum AI dan koding yang disesuaikan dengan kesiapan masing-masing sekolah,” ujarnya. Ia juga menyoroti aplikasi Rumah Belajar sebagai salah satu inisiatif unggulan dalam digitalisasi pendidikan.
Mega melanjutkan, “Sesuai dengan tagline ‘Mencerdaskan dan Memajukan Bangsa’, kami ingin agar semua anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari tingkat PAUD sampai SMA, SMK, sekolah vokasi, bahkan sekolah luar biasa (SLB) itu mempunyai kesempatan yang sama. Untuk itu, atas Instruksi Presiden (Inpres) No. 7 Tahun 2025, kami melakukan percepatan pembangunan dan revitalisasi sekolah termasuk mediumisasi pembelajaran yang dilakukan secara bertahap”
Seniman sekaligus sutradara film Jumbo, Ryan Adriandhy, juga menekankan pentingnya transformasi pendidikan yang adaptif. “Sebagai pelaku industri kreatif, saya mengalami langsung bagaimana teknologi, termasuk AI, mengubah cara kami berkarya. Pendidikan harus siap menjawab kebutuhan zaman yang terus berubah,” ungkapnya.
PSF berharap forum ini menjadi penguat semangat kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, adaptif, dan relevan dengan tuntutan abad ke-21.

“Kami ingin sistem pendidikan Indonesia makin tanggap terhadap perubahan, khususnya dalam memberikan akses teknologi yang merata hingga ke daerah terpencil. Visi Indonesia Emas 2045 bisa tercapai jika kolaborasi semua pihak terus diperkuat,” tutup Juliana. (kim)